(Jakarta, 1 November 2025) — Ketika platform hiburan daring meledak selama pandemi, banyak pelaku bisnis digital mengira “gelombang besar” itu akan terus mengalir tak terbatas. Namun, memasuki penghujung 2025, tren menunjukkan sebuah pivot—alih gaya, seleksi ketat, dan ekspektasi yang berubah dari pengguna daring generasi Z dan milenial. Bagi merek seperti Hore168, memahami perubahan ini bukan sekadar soal optimasi trafik — melainkan soal menata ulang strategi, produk, dan narasi brand.
Bab 1: Dari “Hanya Klik” ke “Pengalaman Selektif”
Selama dua tahun terakhir, konsumsi konten daring meningkat pesat: streaming film, game mobile, e-sports, dan hiburan sosial daring menjadi bagian rutin kehidupan. Namun data terbaru menunjukkan bahwa pertumbuhan tidak lagi eksponensial — melainkan memasuki fase seleksi dan kualitas.
Contohnya, laporan global memproyeksikan bahwa ekonomi dunia akan tumbuh sekitar 3 % tahun ini. IMF+1 Dalam konteks ini, belanja konsumen daring pun mulai dipengaruhi oleh kondisi makro-ekonomi yang lebih hati-hati—artinya, pengguna menuntut pengalaman yang “worth it”.
Pengguna Z dan milenial kini tidak cukup hanya dibujuk dengan “akses banyak konten” — mereka mencari platform yang memahami gaya hidup mereka, menawarkan komunitas, fleksibilitas, dan juga rasa aman digital.
Bab 2: Empat Pergeseran Utama dalam Perilaku Pengguna
Dari pengamatan berbagai platform dan tren digital, berikut empat perubahan nyata yang terjadi di lapangan:
-
Waktu aktif yang lebih selektif
Sebelumnya banyak pengguna daring yang dapat “scroll” atau menghabiskan waktu bebas di platform manapun. Kini, mereka lebih memilih slot waktu spesifik — misalnya 30-60 menit di malam hari — dan mengevaluasi efisiensi pengalaman hiburan mereka. Ini berarti platform harus bisa menarik perhatian dari detik pertama. -
Komunitas & interaksi sebagai pembeda
Ke depan, bukan hanya “konten” yang jadi andalan, melainkan pengalaman sosial: chat, leaderboard, event live, reward komunitas. Platform seperti Hore168 yang memperhatikan fitur-fitur sosial atau gamifikasi bisa mendapat keuntungan dalam mempertahankan pengguna. -
Kesadaran keamanan & transaksi
Dengan pertumbuhan platform daring, muncul juga kekhawatiran terkait privasi, transparansi, dan adil-hak. Pengguna milenial dan Z lebih mudah beralih jika merasa rugi atau tidak nyaman. Oleh karena itu, merek digital harus menegaskan keandalan, kejelasan aturan, dan layanan pelanggan yang responsif. -
Ekspektasi fleksibilitas dan personalisasi
Pengguna tak lagi puas dengan model “satu ukuran untuk semua”. Mereka ingin rekomendasi sesuai gaya mereka, promosi yang relevan, dan integrasi lintas perangkat — misalnya mobile ke desktop atau sebaliknya. Platform yang lambat beradaptasi akan tertinggal.
Bab 3: Implikasi bagi Merek Digital & Strategi Brand
Bagi brand digital seperti Hore168, perubahan perilaku di atas membuka peluang sekaligus tantangan. Berikut beberapa implikasi strategis:
-
Brand narasi yang harus lebih “manusiawi” dan relevan
Daripada sekadar “promo besar”, brand harus bisa bercerita: mengapa platform ini dibuat, siapa penggunanya, bagaimana komunitasnya berjalan. Contoh: cerita singkat “pengguna berusia 22 tahun di Jakarta” yang menemukan teman komunitas lewat fitur live… hal seperti ini akan memperkuat identitas brand. -
Pengalaman pengguna sebagai fondasi retensi
Trafik besar memang penting, namun menjaga pengguna agar tetap aktif lebih penting. Fokus pada seamless UX, load cepat, desain responsif, dan fitur komunitas bisa menjadi pembeda. Untuk Hore168, artinya bukan hanya bonus atau promosi — tapi bagaimana pengguna merasa “di rumah” di platform. -
Konten & format yang beragam dan lokal-relevant
Karena pengguna generasi Z dan milenial lebih sensitif terhadap budaya dan lokalitas, konten yang terasa generik global bisa kehilangan daya tarik. Merek bisa menyesuaikan bahasa, figur, humor, bahkan tantangan-komunitas lokal. Misalnya, event daring “turnamen 10 menit” dengan hadiah kecil dan komunitas lokal bisa lebih efektif daripada promosi besar tetapi generik. -
Pengukuran dan adaptasi cepat
Karena kebiasaan pengguna berubah cepat, data real-time dan analisis perilaku pengguna sangat penting. Platform harus siap mengubah fitur atau campaign dalam waktu singkat jika metrik seperti waktu di aplikasi atau frekuensi login menurun.
Bab 4: Studi Kasus Mini – Cara Hore168 Bisa Menjawab Tren
Bayangkan skenario berikut: Hore168 meluncurkan kampanye “Komunitas Malam Koneksi” — selama dua jam tiap malam, pengguna bisa bergabung ke ruang live chat, turnamen mini, dan reward komunitas. Fitur-fiturnya:
-
Waktu terbatas (hanya 2 jam) untuk menciptakan rasa urgency.
-
Pilot lokal-konteks: host berbahasa Indonesia, tema penghubung generasi Z (misalnya “Momen Curhat & Main Bareng”).
-
Reward komunitas: bukan hanya bonus besar, tapi badge, leaderboard teman, dan akses eksklusif ke fitur baru.
-
Transparansi: halaman info fitur menampilkan “berapa banyak teman kamu yang sudah join malam ini”, “berapa waktu rata-rata pengguna tinggal di room”.
Dengan strategi seperti ini, Hore168 tidak hanya mengandalkan promo besar tetapi menggaet unsur pengalaman komunitas, urgen time, dan relevansi lokal. Ini adalah model yang menyesuaikan perubahan perilaku pengguna.
Baca Juga: indonesia 2045 merdeka di dunia yang, tahun 2035 indonesia di antara cahaya, dari tradisi ke teknologi ketika budaya
Kesimpulan: Adaptasi atau Terpinggirkan
Transformasi besar dalam pola konsumsi daring generasi muda menandakan bahwa merek digital tidak bisa lagi hanya “menjalankan kampanye besar lalu tunggu hasil”. Mereka harus lebih gesit, lebih relevan, dan lebih dekat dengan komunitas. Untuk Hore168 dan sejenisnya, kunci sukses 2025-2026 adalah:
-
Memahami bahwa pengguna kini memilih pengalaman, bukan sekadar akses.
-
Fokus bukan hanya pada akuisisi tetapi juga retensi melalui komunitas dan personalisasi.
-
Menyusun narasi brand yang beresonansi dengan gaya hidup target (Z dan milenial).
-
Mengukur dan beradaptasi dengan cepat terhadap metrik perilaku pengguna.
Dengan langkah-strategis tersebut, platform yang mampu beradaptasi akan berada di posisi unggul — sementara yang tetap berada di jalur lama berisiko tertinggal. Akhirnya, dalam lanskap digital yang semakin kompetitif, kepuasan pengguna, relevansi konten, dan pengalaman komunitas akan menjadi pembeda utama.