Disinformasi Digital: Ancaman Baru bagi Demokrasi dan Kepercayaan Publik

Oleh Redaksi Hore168

Di era ketika setiap orang bisa menjadi penyampai berita, batas antara fakta dan opini semakin kabur. Media sosial yang semula menjadi ruang kebebasan berekspresi kini juga menjadi ladang subur bagi disinformasi, hoaks, dan manipulasi informasi. Fenomena ini bukan hanya mengancam keamanan digital, tetapi juga keutuhan sosial dan demokrasi di Indonesia.


Gelombang Disinformasi di Tahun Politik

Dalam dua tahun terakhir, terutama menjelang dan pasca pemilu 2024, Indonesia menghadapi peningkatan signifikan dalam penyebaran berita palsu dan konten manipulatif. Data Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat lebih dari 12.000 konten hoaks beredar selama masa kampanye — mulai dari isu kesehatan, politik, hingga agama.

Sebagian besar disinformasi tersebar melalui media sosial dan grup pesan pribadi. Konten disebar dalam bentuk potongan video, infografik palsu, dan unggahan yang memanfaatkan emosi massa.

“Disinformasi sekarang jauh lebih canggih. Bukan lagi sekadar pesan berantai, tetapi hasil manipulasi digital yang sulit dibedakan dari berita asli,”
— ujar Ratri Anindya, peneliti komunikasi digital dari Universitas Gadjah Mada.

Menurutnya, teknologi deepfake dan kecerdasan buatan (AI) kini memperburuk situasi. Video palsu yang menampilkan tokoh publik dengan ucapan yang tidak pernah mereka lontarkan dapat tersebar dengan cepat dan menciptakan efek kejut besar di masyarakat.


Ekonomi Disinformasi: Ketika Hoaks Jadi Bisnis

Tak banyak yang tahu bahwa di balik penyebaran disinformasi terdapat ekosistem ekonomi gelap yang menguntungkan segelintir pihak.
Laporan investigatif terbaru dari Centre for Digital Ethics menemukan bahwa ada jaringan produksi konten palsu yang terstruktur: mulai dari “pabrik buzzer”, pembuat konten bayaran, hingga akun robot (bot) otomatis yang dikendalikan untuk menggiring opini.

Pendapatan mereka bisa mencapai puluhan juta rupiah per bulan, terutama ketika melibatkan kontrak politik atau kampanye produk tertentu.

Hore168 menelusuri sejumlah akun anonim yang memproduksi narasi provokatif di platform X (Twitter). Dari hasil penelusuran digital forensik, pola unggahan mereka menunjukkan sinkronisasi waktu dan tema — indikasi kuat adanya pengelolaan terpusat.

“Mereka bukan individu acak, tapi bagian dari jaringan sistematis yang mencari keuntungan dari kekacauan informasi,”
ungkap Dimas Prakoso, analis keamanan siber independen.


Dampak Langsung pada Masyarakat

Efek paling nyata dari disinformasi adalah perpecahan sosial.
Perdebatan kecil di media sosial sering meluas menjadi konflik di dunia nyata. Kasus di Yogyakarta, misalnya, di mana kabar palsu mengenai penistaan agama yang ternyata hoaks menyebabkan bentrokan antarwarga di awal 2025.

Selain itu, dampak psikologis juga signifikan. Studi dari LIPI menunjukkan bahwa 60% responden merasa stres atau cemas setelah membaca berita yang ternyata salah atau menyesatkan. Kepercayaan masyarakat terhadap institusi publik menurun drastis karena banjirnya informasi yang sulit diverifikasi.

Fenomena ini membuktikan bahwa perang informasi kini sama seriusnya dengan perang ideologi.


Langkah Pemerintah: Dari Regulasi ke Edukasi

Pemerintah Indonesia telah mengambil sejumlah langkah, seperti memperketat Undang-Undang ITE, memperluas kerja sama dengan platform global, dan membentuk Satgas Anti-Disinformasi Digital.

Namun efektivitasnya masih diperdebatkan. Banyak pihak menilai pendekatan pemerintah terlalu reaktif dan berisiko menekan kebebasan berekspresi.

Sementara itu, inisiatif dari masyarakat sipil menunjukkan hasil lebih positif. Komunitas pengecek fakta seperti CekFakta.com, Mafindo, dan TurnBackHoax aktif melakukan klarifikasi terhadap isu viral setiap hari. Mereka bahkan mengembangkan pelatihan literasi digital di sekolah dan kampus.


Peran Platform Digital Seperti Hore168

Di tengah badai disinformasi, Hore168 memiliki peluang besar untuk menjadi bagian dari solusi.
Sebagai platform berita dan komunitas digital, Hore168 dapat menjalankan beberapa fungsi strategis:

  1. Pusat Edukasi Anti-Hoaks
    Membuka kanal khusus yang berisi tips memverifikasi informasi, mengenali sumber palsu, dan memahami manipulasi digital. Konten seperti ini dapat disajikan dalam format interaktif: kuis, video pendek, atau infografik.

  2. Kolaborasi dengan Fact-Checker
    Hore168 dapat bermitra dengan lembaga pengecek fakta independen untuk menampilkan label verifikasi di bawah artikel populer — membangun kepercayaan dan menegaskan komitmen terhadap kebenaran.

  3. Jurnalisme Data & Investigasi Mandiri
    Di era penuh disinformasi, laporan berbasis data menjadi kunci. Hore168 dapat menyajikan laporan investigatif mendalam seperti ini, lengkap dengan bukti visual, timeline peristiwa, dan sumber kredibel.

  4. Fitur Pelaporan Masyarakat
    Pengguna bisa mengirimkan konten yang mereka curigai sebagai hoaks untuk diverifikasi tim redaksi Hore168. Mekanisme ini akan meningkatkan keterlibatan publik sekaligus memperluas jejaring verifikasi.


Tantangan ke Depan

Meski banyak inisiatif positif, tantangan melawan disinformasi tidak mudah.
Beberapa faktor utama yang harus diantisipasi:

  • Teknologi AI yang terus berkembang membuat deteksi hoaks semakin sulit.

  • Motivasi politik dan ekonomi di balik disinformasi masih kuat.

  • Kelelahan digital di kalangan pengguna menyebabkan apatisme — banyak orang akhirnya tidak peduli mana berita benar atau salah.

Namun, dengan literasi publik yang meningkat dan platform seperti Hore168 yang mengedepankan akurasi, masa depan informasi yang sehat masih bisa diperjuangkan.

Baca Juga: manusia dalam pusaran viral cerita, ekonomi viral ketika tren digital, viral selebritis dan budaya pop ketika


Kesimpulan: Melawan dengan Pengetahuan

Disinformasi adalah ancaman yang tidak bisa diabaikan. Ia menembus batas sosial, agama, dan politik. Tetapi solusi tidak semata datang dari pemerintah, melainkan dari ekosistem informasi yang sehat — media yang bertanggung jawab, pengguna yang cerdas, dan platform yang berani bersikap netral.

Dalam lanskap yang penuh kebisingan ini, Hore168 bisa menjadi oase kebenaran — tempat di mana data, fakta, dan integritas disatukan untuk membangun kesadaran publik yang lebih cerdas, kritis, dan tangguh.


on Oktober 30, 2025 by Si Tangan Kilat |